Sunday, July 27, 2014

Seven Myths About The Brain That Most People Believe

“The bigger the brain, the smarter the animal.” “Humans only use 10% of their brain.” “I’m creative, so I’m right-brained. You’re analytical, so you’re left-brained.”
Sound familiar?
There’s a good chance that you’ve heard a lot of false information about the brain. Some of these ideas have been repeated so many times for so long, they become commonly accepted as fact, even after science has long since disproved it.
Check out this video from AsapSCIENCE that puts the top seven myths about the brain to rest:




Saturday, July 19, 2014

Manfaat Shalat Tarawih untuk Kesehatan Jasmani dan Rohani pada Bulan Ramadhan

ABSTRAK

Shalat Tarawih, merupakan shalat sunnah yang dikerjakan di bulan Ramadhan sebanyak 11 (dengan witir) atau 23 (dengan witir) rakaat. Shalat Tarawih merupakan amalan yang disukai Allah, dan banyak orang berbondong-bondong untuk melaksanakan shalat Tarawih ini baik 11 ataupun 23 rakaat agar mendapat berkah serta pahala yang berlipatganda dari Allah SWT. Tetapi, banyak masyarakat yang belum menyadari bahwa dengan shalat Tarawih ini juga memberikan efek-efek pada tubuh. Karena menurut para ilmuwan bahwa gerakan shalat itu merupakan gerakan yoga yang membantu memperlancar peredaran darah. Keberadaan shalat Tarawih yang dilaksanakan dimalam hari sesudah shalat Isya juga memliki tafsir tersendiri. Peneliti akan meneliti beberapa rahasia Allah SWT yang dibuat-Nya agar manusia berpikirdan segala yang manusia perbuat untuh Tuhannya sebenarnya juga memberikan manfaat untuk dirinya sendiri. Dengan penelitian ini, peneliti berharap agar umat muslim yang melaksanakan Tarawih agar tetap beribadah hanya dengan kepada Allah SWT tanpa memikirkan hal lain.

Monday, July 14, 2014

Meninggalkan Kontak Lensa di Mata Selama 6 Bulan dan Amoeba Memakan Matanya

Memang seperti sebuah cerita klasik. Namun, sarjana Taiwan Lian Kao benar-benar telah dibutakan sebagai akibat dari tidak mengganti lensa kontaknya. 
Ruang antara lensa kontak dan mata sangat cocok untuk memungkinkan mikroorganisme yang tidak suka oksigen untuk berkembang biak, dan lebih buruk lagi, memberi makan pada kornea. Acanthamoeba merupakan ancaman utama, dan dalam kasus Kao yang selama enam bulan tidak melepas lensa nya memberinya cukup waktu untuk berkembangbiak. 
Acanthamoeba tidak memakan langsung jaringan manusia. Sebaliknya, ia akan memakan bacteri. Di kornea Kao, infeksi bakteri menjadi berkembang, jadi amoeba mendapatkan banyak makanan untuk membentuk sebuah colony. Kemudian meraka masuk ke mata Kao lebih dalam lagi untuk tetap hidup 
Acanthamoebic keratitis, seperti inilah kondisi nya disebut, dapat terjadi pada kontak lensa yang tidak bersifat desinfektan. Pembersih Lensa yang tidak dapat membersihkan dengan benar setelah lensa terinfeksi oleh bakteri dan telah digunakan.
Sementara itu, lensa yang tidak pernah dibersihkan juga dapat membawa resiko, tidak membuat sang pengguna pun keluar dari masalah besar. Kao mengakui bahwa ia sudah enam bulan tidak melepas kontak lensanya dari mata, tidak hanya dipakai saat tidur tetapi juga saat berenang. Sementara itu kolam renang memiliki peluang besar akan adanya bakteri Acanthamoeba yang dapat beresiko terhadap nya.
Dr. Wu Jian-Liang, dokter opthamology di Rumah Sakit Wan Fang mengatakan,"Kekurangan oksigen dapat merusak permukaan jaringan epitel, membuat luka kecil di mana bakteri bisa dengan mudah menginfeksi, menyebar ke seluruh mata dan berkembang biak dengan sempurna. "
Transplantasi kornea kadang-kadang dapat memperbaiki kerusakan, tetapi sukses tidaknya akan sangat sulit, dikarenakan infeksi yang sudah terlalu dalam. 

Keratitis Acanthamoebic menyebabkan nyeri, kemerahan pada mata dan penglihatan kabur, tapi mengejutkan, rasa sakit sering tidak cukup kuat untuk menyebabkan orang untuk mencari bantuan sampai kerusakan sudah terjadi. Cuci tangan sebelum mengganti lensa juga merupakan hal penting untuk pencegahan. 

Sunday, July 6, 2014

Ini yang Terjadi Pada Darah Saat Sedih, Takut, Cinta, dan Doa


Sebuah penelitian dilakukan oleh pakar EFT (Emotional Freedom Techniques) untuk menunjukkan bagaimana kondisi darah manusia disaat normal, sedih, gembira, jatuh cinta dan saat berdoa.

Pakar EFT yang bernama Dr. Felicy tersebut mengambil sampel darah seorang pasien bernama Rebecca, kemudian memotretnya dengan menggunakan “darkfield microscope” yang dihubungkan dengan monitor komputer.

Dan tampaklah perubahan drastis pada darah Rebecca tersebut setiap kali emosinya berubah. Berikut ini adalah foto darah seorang Rebecca sebelum dan sesudah melakukan EFT.

1.Kondisi Darah Saat Sedih
















Rebecca melakukan EFT dengan mengundang emosi “sedih” dengan cara memikirkan saat-saat sedih sampai dia menangis, lalu sang pakar EFT mengambil sampel darahnya. Kondisi darah saat sedih,Sel darah begerak cepat dan berbentuk air mata

2.Kondisi Darah Saat Merasakan Cinta



















Lalu Rebecca menggunakan EFT untuk mengundang energi “cinta” untuk memasuki tubuh dan darahnya. Dan seketika darahnya kembali normal, dan sel-sel darah bergerak dengan indah dan timbul substansi yang berkilauan dalam cairan darah. Kondisi darah saat merasakan cinta,Sel darah bergerak pelan dan cenderung berkumpul

3.Kondisi Darah Saat Merasakan Takut















Satu kenyataan menarik pada sampel darah saat “sedih” terjadi perubahan seperti pada sampel darah saat “merasakan cinta”. Jadi walaupun darah itu sudah meninggalkan tubuh Rebecca ia tetap masih berhubungan dengan pemiliknya.

Kemudian seorang Rebecca mengundang rasa takut dan memikirkan kejadian menakutkan yang pernah ia alami. Dan sel-sel dalam darahnya bergerak tidak beraturan dengan sangat cepat dan terlihat berjauhan. Mungkin ini adalah akibat dari produksi adrenalin sebagai reaksi normal atas rasa takut. Kondisi darah saat merasa takut,Sel darah bergerak tidak beraturan dan berjauhan dengan sangat cepat

4.Kondisi Darah Saat Berdoa


Lalu Rebecca mecoba untuk memikirkan “sifat feminine Tuhan”, yang dalam keyakinan agamanya ia sebut “divine mother”, sifat penyayang, penyantun dan pemelihara. Dan memohon kepada-Nya untuk menyalurkan energi feminine itu kedalam tubuh dan darahnya. Saat berdoa tersebut, Rebecca merasakan seperti ini,

“saya merasakan gelombang energi yang begitu besarnya menyelimuti diri saya, saya sampai menangis bahagia karenanya” Saat sampel darah Rebecca diambil setelah berdoa dan merasakan pengalaman religius itu, kemudian dilihatkan dibawah mikroskop yang dihubungkan dengan komputer, semua yang hadir dilaboratorium itu seketika terdiam dan terpana karena melihat kondisi darah yang sama sekali berbeda dengan yang lain.

Kondisi darah saat berdoa,Timbul substansi putih berkilauan, darah bergerak pelan dan sangat teratur.  Cairan darahnya sangat cerah, gerakan sel darah sangat tenang seakan bergerak dengan penuh kedamaian, muncul banyak substansi yang berkilauan. Di dalam sel darah terdapat substansi yang bercahaya dan berdenyut seperti denyutan jantung mini.



Jadi setiap inci dari tubuh kita, bahkan darah pun bisa berubah sesuai dengan emosi kita.. so, emosi kita mempengaruhi kesehatan kita juga.

Thursday, July 3, 2014

Tonton Video Penyebab Halusinasi Alami


Kau tak butuh narkoba apabila kau mengenal Science
Ikutilah video ini, ketika kau melihat ke arah lain kau akan melihat garis bergelombang di dinging atau dilantai mu. Hal in terjadi karena ilusi optik yang merupakan hasil dari pengulangan rangsangan psikologi "Repeated Psychological Simulation".  Kietika video berakhir lihatlah kesegala arah, otak mu akan terus merasa ingin melihat lagi gelombang tersebut dan sebab itu otak membuat gelombang tersebut untuk penglihatan mu. Membaca huruf-huruf yang ada di tengah gelombang tidak memberikan dampak apapun, hal itu hanya agar kau tetap fokus di pusat gambar, di mana kau akan mendapatkan stimulus.
Agar mendapatkan hasilnya coba tontong video nya dalam bentuk HD. Halusinasi yang terjadi hanya beberapa menit.
PERHATIAN: dibutuhkan perhatian saat akan menonton. jika kau mengalami "Photosensitve Epilepsy".  jangan menonton video ini

"Godzilla Planet" 17 kali Lebih Berat Dari Bumi



photo credit: The newly discovered 'mega-Earth' Kepler-10c dominates the foreground in this artist's conception. Its sibling, the lava world Kepler-10b, is in the background. Both orbit a sunlike star / David A. Aguilar (CfA)



Diantara ratusan planet baru yang ditemukan oleh Kepler Space Telescope, dan banyak yang dapat dikatakan sebagai super-Earths- Worlds yang lebih besar dari bumi, berbatu seperti bumi kita dan memiliki satelit. Tapi para ilmuwan tidah pernah mendeteksi sebuah planet seperti Kepler-10, "Mega Earth" yang terlihat sangat mirip seperti bumi tapi 17 kali lebih berat dari planet kita.
Ketika Kepler mengamati planet ini, para astronomer mengukur diameternya yang memiliki diameter sekitar 29,000 kilometer atau 2,3 kali dari Bumi. 
Kepler-10  mengorbit sebuah bintang yang sama seperti Matahari, yang lokasi nya sekitar 560 tahun cahaya di hitung dari Bumi.dan ber-rotasi setiap 45 hari. Para Ilmuwan percaya bahwa planet yang seberat Kepler-10 permukaan nya akan bergas seperti Jupiter dan Saturnus.